Perubahan dan perkembangan jaman begitu cepat,  perubahan gaya hidup perlu ditata. Sebagai muslimah di era millenial perlu mengantisipasi  agar bisa mengatur kebutuhan finansial. Sharing pengalaman bersama adik-adik remaja putri dalam seminar yang berjudul “Merdeka finansial muslimah millenial” di Majlis Mojodoyong.

Materi yang mengupas strategi mengatur keuangan keluarga hingga bagaimana bisa mendapatkan tambahan di sela-sela kesibukan wanita millenial.

1.Kebutuhan vs keinginan.

Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, bisa jadi yang akan dibeli itu adalah keinginan bukan kebutuhan, kebutuhan pun perlu kita pisahkan tingkat kepentingannya.

2. Rencanakan sumber keuangan.

Sumber keuangan dalam suatu keluarga bisa berasal dari berbagai sumber. Misalnya gaji bulanan, penghasilan dari kerja freelance, dari perkebunan, berternak, bertani dan lainnya. Intinya adalah segala bentuk kegiatan yang halal dan bisa dijadikan sumber penghasilan. Sehingga akan lebih mudah mengatur pengeluaran karena ada data nominal dari mana sumber keuangan kita

3. Buat strategi keuangan.

Strategi keuangan ini perlu kita pelajari dan fahami. Karena setiap  individu atau keluarga akan mempunyai strategi keuangan sendiri. Misal si A lebih suka menabung. Si B lebih suka investasi. Kita juga harus faham dan tahu bahwa kebutuhan itu ada yang sifatnya segera dan bisa tidak di tunda. Perlunya kita siapkan dana untuk siap pakai. Dan juga siapkan dana untuk tabungan hari esok.  Yang jangka panjang bisa di investasikan .

4. Isi dana darurat

Darurat itu adalah kebutuhan yang harus dipenuhi segera/urgent misal sakit, mau tidak mau harus isi dana darurat itu sebagai dana “jagaan”.

5. Isi dana investasi.

Investasi adalah alternatif menyalurkan dana yang tersedia, biasanya diperlukan dana yang lebih besar. Maka pos investasi perlu  diisi meskipun arah investasi belum diputuskan pilihannya.

6. Cari penghasilan tambahan.

• Membangun usaha tanpa modal. Kita bisa memulai usaha  tanpa harus punya modal. Bahasa populernya reseller. Siapa tahu akan menjadi awal usaha kalian.
• Mencari peluang baru karena setiap waktu bisa di pastikan muncul peluang usaha baru. Seperti kuliner dan  fashion saat lebaran yang sifatnya musiman.
• Menggali potensi diri dan mengembangkan menjadi usaha baru seperti memasak menjadi usaha kuliner, menjahit, kerajinan tangan, termasuk hobi berkebun dan berternak.
• Yang penting setiap peluang usaha ini di ihtiyarkan, diusahakan. Kalau cuma data tanpa ada action sama saja nol (0) tambahan nya. Ingat konsep dari yang kecil, mulai dari kecil. Besar itu ada karena ada kecil.

7. Biasakan mencatat penerimaan dan pengeluaran.

Mencatat penerimaandan pengeluaran tidak harus detail, bisa saja secara global post-post pemasukan dan pengeluaran, tujuannya agar jangan sampai besar pasak daripada tiang yang ujungnya akan menjadi hutang yang hanya sebagai konsumtif saja. Kalau kita sudah tahu pengeluaran kita lebih besar maka yang dilakukan adalah:

• Menambah penerimaan dari sumber penerimaan lain.
• Melakukan efisiensi atas pengeluaran yang ada bila perlu ditahan/pending, kalau sifatnya perlu bisa dilakukan subtitusi/mengganti barang lain tetapi mempunyai fungsi sama dengan harga yang lebih murah, misal untuk makan tidak harus pakai beras rojolele cari pengganti beras yang lebih murah.
• Renungkan kembali apakah itu kebutuhan atau keinginan.

Kebebasan finansial bukan berarti kita sebebas-bebasnya menggunakan finansial untuk kita gunakan tetapi mengatur keuangan secara bijak. Konsep harta dalam Islam ada zakat  dan itu sudah diatur sedemikian rupa sehingga akan membuat kita menjadi termotivasi menjadi finansial freedom.

Dalam kondisi apapun bersyukur adalah penyebab utama kita bisa menikmati apa yang kita terima. Jangan lupakan dunia, akherat yang utama adalah bagian tujuan hidup kita, jadi jangan sampai bersusah payah meraih dunia tapi akherat terlupa.